Aku kasih materi kelas X lagi, Biologi tentang lumut. Ghesa lupa ini artikel copas dimana, Copas aja buat tugas.. !!!!
Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah,
pohon atau tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap
zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella
2. Lumut Daun
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif
dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut
baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
3. Lumut Tanduk
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup
di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Contohnya Anthocerros sp.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Tumbuhan lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang
filogenetiknya lebih tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan
tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat,
gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya
sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk
terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut
sebagai tumbuhan amfibi. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil
yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum,
“lumut”).Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ
penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati.
Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar,
organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: “serupa akar”). Daun tumbuhan
lumut dapat berfotosintesis.
II. PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Lumut
Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler.
Mereka dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau
Hepaticae) dengan multi-cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah
universal untuk semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan
“daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan
ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan
lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut
mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk
kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada
atas gametophyte. Ini adalah berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan
oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”. Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai
contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan ovule, sedang diploid
generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Ciri-ciri lumut:
· Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon
dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
· Akar dan batang
pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada
tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin
jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin
betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
· Jika kedua
gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan
zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
· Sporogonium adalah
badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula
(kaki) - Seta (tangkai) - Apofisis (ujung seta yang
melebar) - Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan
dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat
haploid.
1.2 Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Klasifikasi lumut Daun
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
1.3 Siklus Hidup
Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya
(diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung
informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki
satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel
yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi
hal ini hanya pada sporofit.
1.4 Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum commune)
Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk
memproduksi sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan
thallus like). Ini merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari
protonema tumbuh gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/
leaves (mikrofil). Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop organ sex
lumut. Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh
kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural,
perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan
turun. Organ jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh
modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi
dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan
betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous)
lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari
antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi
sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua
flagella yang membantu sebagai daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak
dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari
archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun
untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang,
disebut seta, dan capsule disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi
oleh calyptra yang merupakan sisa archegonial venter. Calyptra biasanya
mengecil / berkurang ketika capsule matang. Withing the capsule, sel-sel
pereproduksi spora mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana
siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi
disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa
lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai
atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu
melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi asexual.
1.5 Perkembangan
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang
kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang
tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus
seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus
seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya
belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang
berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada
tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh
spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol
dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu
tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid.Bagian bawah embrio
dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi
sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu
badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti
telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu
dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut capsule spora.
Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher arkegonium
amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding
arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai
fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga
dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan
reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada
pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu,
bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau
berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari
capsule spora.
1.6 Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan
penghasil gamet) yang haploid (x = n).
Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan
tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel
sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel
kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil
sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak
akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila
kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.Ovum yang
terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri
karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan
berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan
membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium
berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora.
Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini
tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
2.1 Macam-Macam Lumut
Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia
Ciri-ciri
1. tubuhnya masih
berupa talus dan mempunyai rhizoid
2. gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.
3. sporofit
perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
4. berkembang biak
scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup
eram
5. habitatnya
ditempat lembab
Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk
talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1). Lumut hati bertalus
2). Lumut hati berdaun
Menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian
terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak
teratur.
Seperti pita bercabang
menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah,
terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram
atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas
yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan
Protonema lumut hati
umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut
hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk
yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak
tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.
Perkembang biakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan
tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan
atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk
paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh
pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium
merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur
yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola),
bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian
terbesar dari janin membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang
terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam
terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang
arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul
lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara
Lumut Daun ( Bryopsida sp)
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami
masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.
Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas
batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi
jarang di air.Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari
seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan
memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari
lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule.
Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain,
capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa
operculum atau gigi.
Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan
menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai
daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang)
pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks,
dan silinder pusat.
Perkembang Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung
cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas.
Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan
seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika
dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah
tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat
sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan
suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu
dinamakan Parafisis.
Bryopsida
1. Bryopsida adalah
kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi
tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah
mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.
2. Gametofit dari
lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri
dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
3. Sporogonium dari
lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul
mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan
tutup atau operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida
menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari
ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi
sporogoniumnya.
5. Anak kelas
Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang
terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang
sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit
didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
6. Andreaeidae
mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh
pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu
dengan membentuk 4 katup.
7. Anggota Bryidae
yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan
atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.
8. Peristoma adalah
gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora
yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah
masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
9. Dalam
klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum
maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.
10. Protonema
sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya
berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul
dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Ciri-ciri
1. tubuhnya mirip
lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
2. berdasarkan
analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3. gametofitnya
berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk
4. rhizoid berada
pada bagian ventral
5. habitatnya
didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi
cthnya : Anthoceros leavis
cthnya : Anthoceros leavis
Tempat Hidup
Dijumpai ditepi-tepi
sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang
basah atau lembab.
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa
gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya
melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih
sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid
besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk
ginjal.
Sporofit umumnya berupa
kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal
sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan
membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan
sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas
talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah
melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh
sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi
sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah
plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel
mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian
menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.
Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di
batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica,
dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi
cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi,
lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran
jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah
kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa
jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan
biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk
menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari
tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
2.2 Manfaat Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar.
Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.
Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk
penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai
bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis
cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan
digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang
dipakaian pada luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai
kekayaan antibacterial. Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper
dalam kaitan dengan absorbency.Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa
digunakan untuk memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di
sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar membantu
memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar
lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut
digunakan pada Dekorasi Natal
2.3 Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai sepenuhnya terhadap kehidupan di
daratan. Bryophyta bergantung kepada air untuk hidup. Zigot dan
embrio dilindungi daripada pengeringan dengan terus menetap di dalam
arkegonium. Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk sampai ke
telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang
lembap. Bryophyta tidak mempunyai tisu vaskular , oleh itu struktur
jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk mengatasi masalah pengangkutan
air. Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk hidup di habitat daratan
kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit untuk mendapatkan bekalan
makanan dan perlindungan.
No comments:
Post a Comment